( Dari kisah "Yang diduga olehku" )
Telah tersurat
Didiari dunia
Sekian lama menanti
Sebuah jawapan
Akhirnya tandus diperlabuhan masa
Perih dan jerih
Penat dan lelah
Bagai di pasung
Di jendela dunia yang kian menyesakkan
Ku tunggu sebuah jawapan
Yang dulunya mendebarkan dada
Keyakinan memuncak rancak berpesta
Bersama angan-angan ceria
Saat dipanggil...
Aku maju dengan wajah ketakutan
Menanti-nanti
Membiarkan detik-detak
Jam di dinding berlalu pergi
Aku bingkas berdiri
Langut...
Berdialog dan berlagu riang
Di tengah gelanggang perlumbaan
Saat kesakitan berselubung di jiwa
Demi sebuah perjuangan
Langkahan merah terus dibuka luas
Satu persatu teman
Disahut, dipanggil, diteriak
Berdampingan di sisi teman seperjuangan
Gugup, debar, gementar, ketar, gigil
Merasuk jiwa
Jelas sudah akhirnya
Nyata sudah perlumbaan
Langkahan sudah terduga
Meruntun jiwa yang hiba
Kecewa...
Sedih...
Termeterai sudah sebuah jawapan yang dinantikan
Tatkala pilihan menjadi tunjang kesempurnaan
Aku tewas
Tewas ditangan saudara sejagat
Tewas ditangan saudara sejagat
Aku pasrah demi sebuah keamanan
Biar sekuat mana dendam membara
Aku tunduk...
Tunduk dengan kelebihanmu wahai sahabat
Biarlah aku berundur dari medan pertempuran
Untuk seketika
Memasang impian dan keazaman
Demi sebuah perjuangan
Sebuah perjuangan yang belum aku selesaikan
Memang benar kata pujangga
"Purnama" indah usah di puja
Kelak jiwa akan terluka
Meratap Hiba
Wahai sahabat teman seangkatan
Tahniah!
Terduga langkahku
Demi memberi laluan tulus kepadamu
Dengan azam dan pengharapan
Buktikan...
Usah biar langkahmu terduga
0 comments:
Post a Comment